Kolesterol merupakan
substansi lemak hasil metabolisme yang banyak ditemukan dalam struktur tubuh
manusia maupun hewan. Sudah diketahui bahwa keadaan kolesterol di dalam tubuh
sangat esensial untuk kebutuhan sel. Kolesterol juga berfungsi sebagai bahan baku
sintesis empedu dan merupakan komponen dalam membran sel. Meskipun kolesterol
sangat dibutuhkan untuk tubuh, namun apabila keberadaannya berlebih dalam tubuh
maka dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti jantung
koroner, kanker, hipertensi, dan diabetes. Kolesterol tubuh berasal dari dua
sumber, yaitu yang berasal dari makanan disebut kolesterol eksogen, dan
kolesterol yang diproduksi sendiri oleh tubuh disebut kolesterol endogen. Jika
kolesterol yang berasal dari makanan sedikit, untuk memenuhi kebutuhan jaringan
dan organ lain, maka sintesis kolesterol di dalam hati dan usus akan meningkat.
Demikian juga sebaliknya, jika jumlah kolesterol dalam makanan meningkat maka
sintesis kolesterol dalam hati dan usus akan menurun (Muchtadi, et al. 1993).
Keadaan tersebut dimungkinkan karena di dalam tubuh terdapat sistem pengaturan
umpan balik intrinsik, yaitu jika jumlah kolesterol yang dikonsumsi kecil maka
sintesis kolesterol endogen akan meningkat dan sebaliknya.
Kolesterol merupakan
sterol utama dalam jaringan manusia yang mempunyai formula C27H45OH,
dan dapat dinyatakan sebagai 3 hidroksi-5,6 kolesten karena hanya mempunyai
satu gugus hidroksil pada atom C3 dan
ikatan rangkap pada C5 dan C6 serta
percabangan pada C10, C13 dan
C17
(Mayes,
1995). Kolesterol disintesis dari asetil-KoA yang dapat berasal dari perombakan
karbohidrat, asam amino, dan lemak.
Jumlah kolesterol dalam
sel di dalam tubuh manusia dan hewan diatur oleh banyak faktor. Pada umumnya
semua faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua macam. Faktor pertama adalah
luar sel, seperti jumlah kolesterol bebas atau yang terikat dalam lipoprotein
di luar sel, persediaan asam lemak bebas, dan adanya hormon tertentu. Faktor
kedua adalah dalam sel, seperti kegiatan sistem enzim yang berperan dalam
katabolisme kolesterol, jumlah persediaan terpenoida, lanosterol, dan skualen
sebagai prekursor untuk sintesis kolesterol, jumlah hasil metabolisme
kolesterol, adanya kegiatan pengangkutan kolesterol atau derivatnya keluar dari
sel dengan mekanisme pengangkutan aktif melalui membran sel, dan pengaruh
viskositas membran. Lebih lanjut dinyatakan pula bahwa dalam mengatur
biosintesis kolesterol, kedua macam faktor tersebut bekerja saling berhubungan.
ada dua faktor dalam mengatur biosintesis kolesterol dalam tubuh manusia, yaitu faktor dalam sel dan luar sel.
BalasHapusdari faktor luar sel terdapat pengaruh dari jumlah hasil metabolisme kolesterol.
masalahnya, jika jumlah dari metabolisme kolesterol didapat hasil metabolisme yang tidak normal,bagaimana dengan laju biosintesis kolesterol itu sendiri?? apakah akan terjadi perubahan...???????????